Meneropong Potensi Profit Saham Bank BUMN.
INILAH.COM, Jakarta
– Harga saham-saham bank BUMN yang secara fundamental fokus pada kredit usaha
mikro dan UKM diprediksi akan segera melambung. Seperti apa dan bank apa saja?
Pada perdagangan Senin (8/10/2012) saham PT Bank Mandiri
(BMRI) ditutup stagnan di level Rp8.100; PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tetap
di angka Rp7.400; PT Bank Negara Indoensia (BBNI) stagnan di Rp3.850; PT Bank
Tabungan Negara (BBTN) turun Rp10 (0,71%) ke angka Rp1.380; PT Bank Jabar Banten
(BJBR) turun Rp10 (0,90%) ke Rp1.090; dan PT Bank Bukopin (BBKP) melema Rp10
(1,56%) ke Rp630 per saham.
Kepala Riset HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan,
penguatan saham-saham bank belakangan ini dipicu oleh sentimen dari keputusan
Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan perbankan milik pemerintah untuk
mengurus kredit macetnya sendiri. Kalau perlu, pimpinan bank juga bisa langsung
memberikan potongan atas utang yang sudah dihapusbukukan itu. Tanpa harus
melalui Panitia Urusan Piutang Negara alias PUPN yang prosesnya berbelit-belit.
Jadi, Yuga menegaskan, jika bank BUMN mengalami kredit macet
yang terefleksi pada Non-Performing Loan (NPL)-nya bisa di-write-off. “Yang
NPL-nya besar Bank BNI dan Bank Mandiri meskipun dari sisi besarnya aset, Bank
Mandiri paling sehat. Karena itu, write off hanya berpengaruh positif ke emiten
BMRI dan BBNI,” katanya kepada INILAH.COM.
Kedua bank ini, lanjutnya, memiliki NPL yang tinggi dari
sektor korporasi sehingga sekali ‘ngemplang’, jumlahnya juga sangat besar. “Ini
berbeda dengan kredit usaha mikro yang risiko macetnya tidak sebesar
korporasi,” ujarnya. “Pengemplangan di usaha mikro bersifat recehan.”
Menurut dia, dari ribuan kredit usaha mikro tidak mungkin
semua debitornya mengemplang. Paling, 1-4 debitor dari ribuan orang sehingga
tidak akan terasa. Di antara bank BUMN besar, BNI saat ini memiliki NPL
tertinggi pada 3,3% pada kuartal II-2012, diikuti BRI sebesar 2,4% dan Mandiri
sebesar 2,1%.
BNI juga memiliki tingkat tertinggi pembentukan NPL baru
pada kuartal II-2012 sebesar 2,2% dari kredit bermasalah diikuti oleh BRI
sebesar 1,1% dan Mandiri sebesar 0,3%. “Tapi, kalau kita lihat pertumbuhan
kredit, itu masih in-line alias on track,” papar Yuga.
Karena itu, saham-saham yang sedang berlari adalah emiten perbankan
yang memiliki segmen bisnis tertentu seperti BRI yang fokus pada usaha mikro
dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan BTN yang fokus pada perumahan. Begitu
juga dengan Bank Jabar dan Bank Bukopin. “Jadi, fokus pasar saat ini lebih ke
saham-saham bank yang secara fundamental fokus ke sektor mikro dan UKM bukan
korporasi untuk ekspansi kreditnya,” timpal dia.
Menurut Yuga, pasar melihat kredit di sektor ini cukup tahan
krisis dan high margin. “Karena itu, potensi kredit macet pun sedikit. Sektor
mikro hanya rentan terhadap kenaikan suku bunga. Jika suku bunga tetap, ya
sudah, kreditnya mulus dan margin bank terus tumbuh,” ungkap dia.
Di atas semua itu, Yuga memperkirakan, dalam sepekan hingga
dua pekan ke depan, BBRI akan bergerak dalam kisaran support Rp7.200 dan
resistance Rp7.600. BJBR jika naik punya resistance ke Rp1.150 dan support
Rp1.070. BBTN memiliki support Rp1.380 dan resistance Rp1.530. BBKP memiliki
resistance Rp710 dan support Rp610.
Sementara itu, dari sisi Price Earnings Ratio (PER), yang
paling murah adalah BBKP di level 6 kali, dan termahal BMRI 13 kali. BBRI dan
BBNI 11 kali, BBTN 10 kali, dan BJBR 9 kali. “Tapi, pelaku pasar lebih condong
ke BBRI. Sebab, emiten ini sudah terbukti solid secara fundamental dan bank ini
sudah berdiri lama,” ucap dia.
Untuk BMRI dan BBNI, diperkirakan Yuga, akan konsolidasi
terlebih dahulu. Pergerakan harga kedua saham itu tidak akan ke mana-mana
karena katalis yang mengangkat harganya hanya faktor haircut. “Jadi, potensi
kenaikannya sudah terdiskon pada harga saat ini,” ungkapnya. Apalagi, secara
valuasi PER, BMRI sudah mahal.
Itu juga, kata dia, yang jadi alasan saham-saham yang
bermain harganya saat ini adalah emiten yang fokus pada segmen mikro. “Jadi,
kalau mau masuk BMRI dan BBNI lebih baik hold untuk jangka panjang karena
potensi kenaikannya sudah tipis,” tandas dia.
Dalam enam bulan, target harga BMRI Rp8.400 dan untuk BBNI
Rp4.200. “Untuk trading, lebih baik fokus pada emiten yang harga sahamnya akan
segera berlari dan usahannya fokus pada sektor mikro dan UKM. Selain BMRI dan
BBNI, saya rekomendasikan trading buy,” imbuh Yuganur.
Etrading securities tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.berikut ini.nama nama galeriEtrading
Jakarta , Etrading Radio dalam. Etrading Bali, Etrading bandung ,
Etrading Bursa efek Indonesia .
Etrading bekasi. Etrading Bintaro. Etrading Bogor. Etrading Bumi Serpong
damai(BSD). Etrading Cibubur. Etrading Cikarang. Etrading.Depok. Etrading
Gunung sahari. Etrading Hayam wuruk. Etrading imperium. Etrading Karawaci.
Etrading kebon jeruk . Etrading kelapa gading. Etrading Kemayoran. Etrading
Lampung. Etrading Makasar, Etrading Mampang. Etrading Malang. Etrading Medan. Etrading Medan
asia.Etrading Palembang .. Etrading
Permata hijau. Etrading Pluit. Etrading Pondok indah Etrading. Etrading
Pontianak. Etrading Radio dalam. Etrading Roxy. Etrading Solo.Etrading Sunter. Etrading Surabaya
pena. Etrading Medan darmo. Etrading.Etrading Yogyakarta
UNTUK INFO LEBIH LENGKAP
TENTANG ETRADING,SILAKAN HUBUNGI SAYA.
Hardiansyah (Hardi)
mobile : 08978 25 9299.
Email : hardiansyah@etrading.co.id
Pin Bb :22228272.
KLIK DISINI CARAMENDAFTAR ETRADING SECURITIES/CARA
JOIN ETRADING
Menerima pendaftaran Perorangan,CORPORATE/PERUSAHAAN.
FEE NEGOSIASI(Semakin besar deposite awal semakin rendah fee
transaksi)
DAPATKAN PROMO PROMO ETRADING SECURITIES DI2012 INI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar